Selasa, 07 Agustus 2012

Flash Light earpick


* Memudahkan Anda dalam mengambil kotoran telinga dengan bantuan cahaya terang dari LED pada ujung  earpick
* Earpick dapat diganti-ganti sesuai kebutuhan
* Penampilan elegan yang didesain khusus untuk sesuai dengan telinga manusia

Warna:
Putih, Hijau, Orange.
***Setiap Pembelian grosir, Warna dicampur sesuai stok yang ada, Bisa jadi 1 warna dalam 1 pemesanan***

Paket Bawaan Termasuk:
* 1 x Earpick Handle
* 1 x Earpick Ukuran Standar
* 1 x Earpick Ukuran Lebih Kecil
* 1 x Penjepit
* Batere Sudah Terpasang

hub 085226110098

Senin, 06 Agustus 2012

Infant Care Center NIW-3500


>>>

BAB I
PENDAHULUAN

1.1         Latar Belakang
Angka kematian bayi (AKB) merupakan jumlah kematian bayi (0-12 bulan) per 1000 kelahiran hidup dalam kurun waktu satu tahun. AKB menggambarkan tingkat permasalahan kesehatan masyarakat yang berkaitan dengan faktor penyebab kematian bayi tingkat pelayanan antenatal, status gizi ibu hamil, tingkat keberhasilan program KIA dan KB, serta kondisi lingkungan dan sosial ekonomi.apabila AKB di suatu wilayah tinggi berarti status kesehatan tersebut rendah.
Angka kematian bayi (AKB) di Indonesia masih cukup tinggi dengan 34 per 1.000 kelahiran hidup. Dengan jumlah tersebut di kawasan ASEAN Indonesia menduduki peringkat ke-6 setelah Singapura (tiga per 1.000), Brunei Darussalam (delapan per 1.000), Malaysia (10 per 1.000), Vietnam (18 per 1.000) dan Thailand (20 per 1000), Target millenium development goals (MDGs) tahun 2015 adalah 23 per 1.000 kelahiran hidup.
1
AKB di Propinsi Jawa Tengah tahun 2010 sebesar 10,62 per 1.000 kelahiran hidup, meningkat bila dibandingkan dengan tahun 2009 sebesar 10,25 per 1.000 kelahiran hidup. Angka kematian bayi tertinggi adalah Kabupaten Rembang sebesar 24,02 per 1.000 kelahiran hidup, sedangkan terendah adalah Kota Tegal 2,61 per 1.000 kelahiran hidup. Dibandingkan dengan target Millenium Development Goals (MDGs) ke – 4 tahun 2015 sebesar 17 per 1.000 kelahiran hidup maka AKB di Provinsi Jawa Tengah tahun 2010 telah melampaui target. (Dinkes Provinsi Jateng, 2010).
Penyebab utama kematian bayi baru lahir adalah prematuritas, bayi berat lahir rendah (BBLR), asfiksia (gangguan pernafasan) bayi baru lahir, tetanus neonatorum, dan ikterus pada bayi baru lahir (Sarajtno, 2009).
Angka kejadian ikterus pada bayi baru lahir sekitar 60% bayi cukup bulan dan 80% bayi kurang bulan. Tahun 2003 terdapat sebanyak 128 kematian neonatal (8,5%) dari 1509 neonatus yang dirawat dengan 24% kematian terkait hiperbilirubinemia. Data yang agak berbeda didapatkan dari RS Dr. Kariadi Semarang, di mana insiden ikterus pada tahun 2003 hanya sebesar 13,7%, 78%  di antaranya merupakan ikterus fisiologi. Angka kematian terkait hiperbilirubinemia sebesar 13,1%.
Penanganan yang tepat pada kasus hiperbilirubinemia mutlak diperlukan untuk membantu mengurangi angka kematian bayi di Indonesia. Cara yang terbukti efektif saat ini adalah fototerapi dengan menggunakan sinar ultra violet (UV) yang terdapat pada infant care center.
Untuk melakukan terapi yang optimal diperlukan peralatan yang bekerja dengan baik. Sehingga diperlukan seorang ahli elektromedik yang benar-benar memahami cara kerja dan fungsi infant warmer dengan baik. Sehingga dapat memastikan bahwa infant warmer dapat bekerja secara optimal dan sesuai dengan keinginan pengguna.

1.2         Tujuan  Penulisan
1.2.1  Tujuan umum   
Sebagai salah satu syarat kelulusan dalam menyelesaikan pendidikan Diploma III Teknik Elektromedik STIKES Widya Husada Semarang.
1.2.2        Tujuan khusus
a.        Untuk mengetahui lebih jauh tentang Pesawat Infant care center NIW-3500
b.        Untuk mengetahui dan memahami prinsip kerja pesawat Infant care center NIW-3500.
c.         Untuk menambah pengetahuan tentang peralatan elektromedik khususnya pesawat Infant care center NIW-3500.
d.        Dapat melakukan perbaikan pada pesawat Infant care center NIW-3500.
e.         Dapat melakukan maintenance pesawat Infant care center NIW-3500.
1.3         Batasan Masalah
Dalam penulisan karya tulis ini penulis memberikan batasan masalah, mengingat kemampuan penulis yang terbatas dan banyak kekurangan. yaitu hanya Pembahasan Infant Care Center NIW-3500. Dengan adanya batasan masalah ini maka diharapkan tidak terjadi pelebaran masalah. 

1.4         Metode Penulisan
Metode penulisan merupakan suatu pendekatan yang digunakan untuk mengumpulkan data, mengolah data, dan menganalisa data dengan teknik tertentu.
1.4.1        Metode Pengumpulan Data
    Sesuai dengan sumber data serta maksud dan tujuan penyusunan tugas akhir ini maka dalam pengumpulan data penulis menggunakan beberapa metode sebagai berikut :
a.         Studi Kepustakaan
Suatu metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara menggunakan dan mempelajari buku-buku, internet, atau media lain yang ada hubungannya dengan masalah karya tulis ini.
b.        Penelitian Lapangan
Suatu metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara meninjau dan mengamati secara langsung.
1.    Interview ( Wawancara )
Metode pengumpulan data dengan tanya jawab secara langsung.
2.    Literature
   Metode pengumpulan data yang dilakukan dengan memanfaatkan buku - buku referensi sebagai penunjang dalam pengambilan teori dasar.
1.5         Sistematika Penulisan
Untuk memberikan gambaran penulisan Tugas Akhir ini, maka penulis memberikan sistematika penulisan sebagai berikut :
BAB I      PENDAHULUAN
Pada bagian pendahuluan ini memberikan gambaran tentang isi karya tulis. Didalam bagian pendahuluan memaparkan tentang latar belakang masalah, tujuan penulisan, batasan masalah, metode penulisan, dan sistematika penulisan.
BAB II   TEORI DASAR
Teori dasar yang ada pada bab ini yaitu fungsi alat, aplikasi medis, spesifikasi, pengertian neonatus, pengertian bilirubin, sensor NTC ( Negative Temperature Coefisien ), dioda, heater, Op-Amp 741 sebagai penguat, relay, optocopler, transformator.
BAB III  PEMBAHASAN ALAT
Dalam hal ini penulis mengemukakan tentang pembahasan alat yang isinya mencakup operasional alat, pembacaan blok diagram, wiring diagram pemiliharaan alat dan trouble shooting serta analisa penghitungan pada rangkaian.
BAB IV  PENUTUP
Isinya merupakan kesimpulan dari pembahasan yang merupakan jawaban terhadap masalah serta berisi tentang saran-saran penulis yang didasarkan pada hasil pembahasan sehingga dapat dikembangkan dengan lebih baik.

BAB II
TEORI DASAR

2.1         Teori Medis
2.1.1 Ikterus
Banyak bayi, terutama bayi kecil (yang kurang dari 2,5 kg pada saat lahir atau lahir sebelum usia gestasi 37 minggu), dapat mengalami ikterus selama minggu pertama kehidupan. Pada sebagian besar kasus, kadar bilirubin yang menyebabkan ikterus tidak membahayakan dan tidak membutuhkan terapi. Akan tetapi, setiap ikterus yang muncul dalam 24 jam pertama kehidupan harus dianggap serius karena dapat menyebebkan hiperbilirubin yang berakibat akan menimbulkan gangguan perkembangan bayi.

a.    Hiperbilirubin pada bayi baru lahir
6
Bilirubin dibuat ketika tubuh melepaskan sel-sel darah merah yang sudah tua. Ini merupakan proses normal yang terjadi seumur hidup kita. Setelah itu bilirubin menuju ke usus dan ginjal lalu keseluruh tubuh. Jika terlalu banyak bilirubin yang dilepaskan ke seluruh tubuh bayi maka itu menyebabkan warna kuning yang disebut hiperbilirubin, gejala hiperbilirubin dapat menyebabkan kulit dan bagian putih mata bayi tampak kuning tetapi suhu pada bayi normal. Hiperbilirubin dapat menimbulkan kerusakan sel syaraf otak (kern Ikterus) yang berakibat akan menimbulkan gangguan perkembangan (keterbelakangan mental, cerebral palsy, gangguan motorik dan bicara, serta gangguan penglihatan dan pendengaran).
Sekitar 70 persen bayi baru lahir mengalami kuning (Ikterus neonatus) yang terjadi karena meningkatnya kadar bilirubin dalam darah hingga melebihi ambang batas normal (hiperbilirubin). Kadar normal untuk bayi cukup bulan: 12,5 mg/dl, bayi prematur 10 mg/dl.

b.   Ikterus fisiologis
Ikterus pada neonatus tidak selamanya patologis. Ikterus fisiologis adalah Ikterus yang memiliki karakteristik sebagai berikut.
1.   Timbul pada hari kedua-ketiga
2.   Kadar Biluirubin Indirek setelah 2 x 24 jam tidak melewati 15 mg% pada neonatus cukup bulan dan 10 mg % pada kurang bulan.
3.   Kecepatan peningkatan kadar Bilirubin tak melebihi 5 mg % per hari
4.   Kadar Bilirubin direk kurang dari 1 mg %
5.   Ikterus hilang pada 10 hari pertama
6.   Tidak terbukti mempunyai hubungan dengan keadan patologis tertentu
c.    Ikterus patologis / Hiperbilirubinemi
Adalah suatu keadaan dimana kadar Bilirubin dalam darah mencapai suatu nilai yang mempunyai potensi untuk menimbulkan Kern Ikterus kalau tidak ditanggulangi dengan baik, atau mempunyai hubungan dengan keadaan yang patologis. Brown menetapkan Hiperbilirubinemia bila kadar Bilirubin mencapai 12mg% pada cukup bulan, dan 15 mg % pada bayi kurang bulan. Utelly menetapkan 10 mg% dan 15 mg%.

d.   Ciri-ciri bayi yang terkena hiperbilirubin
Cara yang paling sederhana mengetahui bayi yang terkena Hiperbilirubin biasanya dapat dilakukan dengan cara menekan kulit bayi perlahan pada bagian dada dengan jari dan ini terlihat terdapat perbedaan warnanya. Lampu neon yang putih biasanya menyulitkan kita untuk melihat perbedaan warnanya, maka biasanya cara ini di lakukan pada siang hari agar mudah dilihat perbedaanya.
Berikut beberapa gejala bila bayi yang terkena hiperbilirubin yaitu:
1.        Kulit bayi dan bagian putih bola mata berwarna kekuningan. Bayi juga mungkin mengalami kekuningan pada membrane mukosa, seperti pada gusi dan lidah atau pada kuku tangan dan kaki.
2.        Urine yang berwarna kuning pekat
3.        Kelihatan lelah dan agak rewel
4.        Bayi kurang cairan/minum

Tabel  2.1 Pedoman Pengelola Ikterus menurut waktu timbul dan Kadar Bilirubin
Bilirubin mg
< 24 jm
24-48 jm
>72 jm
< 5
Pemberian makanan dini
5 – 9
Terapi sinar bila hemolisis
Phenobarbilatal kalori cukup
-
10 – 14
Tranfusi tukar bila hemolisis
Terapi sinar
-
15 – 19
Transufi tukar hemolisis
Terapi sinar( bila tidak berhasil tranfusi tukar)
Bila tidak berhasil tranfusi honolisis
< 20
Tranfusi tukar homolisis



Table 2.2  Derajat Ikterus
NO
 Daerah ikterus
Perkiraan kadar bilirubin (rata-rata)
Aterm
Prematur
1
Kepala sampai leher
5,4
-
2
Kepala, badan sampai dengan umbilicus
8,9
9,4
3
Kepala,badan,paha,sampai dengan lutut
11,8
11,4
4
Kepala,badan,eksremitas sampai dengan tangan dan kaki
15,8
13,4
5
Kepala, badan,semua ekstrimitas sampai dengan ujung jari


                             
e.    Pengobatan penyakit hiperbilirubin:
1.        Jika kadar bilirubin tidak terlalu tinggi biasanya tidak perlu pengobatan. Biasanya dokter menyarankan untuk memberikan ASI atau susu formula lebih sering, serta dijemur pada saat pagi hari pukul 7 sampai 9 pagi.
2.        kadar bilirubin cukup tinggi (di atas 10 mg/dl), maka harus dilakukan foto terapi.
3.        kadar bilirubin sangat tinggi terdapat kemungkinan dilakukan tranfusi tukar, karena dapat menyebabkan bayi mengalami kerusakan otak.

2.1.2   Fototerapi
Tindakan dimana bayi disinar dengan sinar biru yang diarahkan ke kulit sehingga terjadi perubahan kimia pada molekul bilirubin di dalam jaringan bawah kulit, oleh karena itu bilirubin dapat segera dibuang tanpa perlu di metabolisme terlebih dahulu oleh hati.
Sinar ultraviolet akan mengubah bentuk menjadi bilirubin yang larut dalam air untuk di eksresikan melalui empedu atau urin, ketika bilirubin mengabsorbsi cahaya maka akan terjadi fotokimia yaitu isomerisasi, terdapat konversi ireversibel menjadi isomer kimia lainnya bernama lumirubin yang dengan cepat dibersihkan dari plasma melalui empedu.
Sejumlah kecil bilirubin plasma tak terkonyugasi diubah oleh cahaya menjadi dipyrole yang diekskresikan lewat urin. Foto isomer bilirubin lebih polar dibandingkan bentuk asalnya dan secara langsung bisa dieksreksikan melalui empedu kemudian diekskresi ke dalam Deodenum untuk dibuang bersama feses tanpa proses konjugasi oleh Hati, hanya produk foto oksidan saja yang bisa diekskresikan lewat urin.

a.    Kriteria alat
1.        Menggunakan panjang gelombang 425-475 nm.
2.        Intensitas cahaya yang biasa digunakan adalah 6-12 mwatt/cm2 per nm.
3.        Cahaya diberikan pada jarak 35-50 cm di atas bayi.
4.        Jumlah bola lampu yang digunakan berkisar antara 6-8 buah.
b.   Persiapan unit terapi sinar
1.        Pastikan penutup atau pelindung diletakkan pada posisi yang benar. Hal ini untuk mencegah agar bayi tidak terluka bila tiba-tiba lampu pecah.
2.        Hangatkan ruangan tempat unit terapi sinar ditempatkan, bila perlu, sehingga suhu di bawah lampu antara 36,5 – 370C
3.        Ganti tabung/lampu fluoresens yang telah rusak atau berkelip-kelip (flickering):
Ø  Catat tanggal penggantian tabung dan lama penggunaan tabung tersebut.
Ø  Ganti tabung setelah 2000 jam penggunaan
4.        Gunakan linen untuk memantulkan cahaya sebanyak mungkin kepada bayi
5.        Nyalakan alat dan pastikan semua tabung fluoresens berfungsi dengan baik.


2.2         Teori Penunjang
2.2.1        Transformator
Transformator adalah suatu komponen Elektromagnet yang digunakan sebagai bengubah nilai suatu tegangan AC ke nilai yang di butuhkan pada rangkaian berikutnya, dengan prinsip induksi elektromagnetik tegangan arus bolak bali (AC) masukan membentangi primer yang menimbulkan fluks magnet yang idealnya semua menyambung dengan lilitan sekunder.
Transformator terdiri dari 3 komponen pokok yaitu: kumparan pertama (primer) yang bertindak sebagai input, kumparan kedua (skunder) yang bertindak sebagai output, dan inti besi yang berfungsi untuk memperkuat medan magnet yang dihasilkan. Fluks bolak balik (AC) menginduksikan GGL dalam lilitan sekunder, jika efisiensi sempurna maka semua daya pada lilitan primer akan dilimpahkan ke lilitan sekunder.


Gambar 2.1. Transformator[4]
Rumus Travo Ideal
  
Keterengan
Np, Ns               : Lilitan primer dan sekunder
Vp, Vs               : Tegangan primer dan sekunder
Ip, Is                  : Arus primer dan sekunder        

Pada Perhitungan diatas hanya berlaku apabila kopling primer-sekunder sempurna dan tidak ada kerugian, tetapi dalam praktek atau penerapan akan terjadi beberapa kerugian antara lain:

1.    Kerugian Tembaga
Kerugian ini terjadi karena arus listrik yang mengalir dan resistansi dari lilitan dari tembaga tersebut.
2.    Kerugian Kopling
Kerugian ini terjadi karena pada kopling primer dan sekunder tidak sempurna, sehingga yang terjadi tidak semua fluks magnet yang diinduksikan primer akan memotong pada lilitan sekunder
3.    Kerugian Kapasitas Liar
Kerugian ini disebabkan oleh kapasitas liar yang terdapat pada lilitan-lilitan transformator, pada kerugian ini dapat mempengaruhi efisiensi transformator untuk frekuensi tinggi, Kerugian ini dapat dikurangi dengan menggulung lilitan primer dan sekunder secara semi-acak.
4.    Kerugian Histeris
Kerugian ini terjadi ketika arus primer AC berbalik arah. Disebabkan karena inti transformator tidak dapat mengubah arah fluks magnetnya dengan seketika. Kerugian ini dapat dikurangi dengan menggunakan material inti reluktansi rendah(tahanan magnetis).
5.    Kerugian efek kulit
Kerugian ini sebagaimana konduktor lain yang dialiri arus bolak-balik, arus cenderung untuk mengalir pada permukaan konduktor. Hal ini memperbesar kerugian kapasitas dan juga menambah resistansi relatif lilitan. Kerugian ini dapat dikurang dengan menggunakan kawat Litz, yaitu kawat yang terdiri dari beberapa kawat kecil yang saling terisolasi. Untuk frekuensi radio digunakan kawat geronggong atau lembaran tipis tembaga sebagai ganti kawat biasa.
6.    Kerugian arus eddy (arus olak).
Kerugian ini yang disebabkan oleh GGL masukan sehingga menimbulkan arus dalam inti magnet yang melawan perubahan fluks magnet yang membangkitkan GGL. Karena adanya fluks magnet yang berubah-ubah, terjadi olakan fluks magnet pada material inti. Kerugian ini berkurang kalau digunakan inti berlapis-lapisan.
Jenis-jenis Transformator
a)    Step  Up
b)   Step Down
c)    Auto Transformator
d)   Autotransformator Variabel
e)    Transformator Isolasi
f)    Transformator pulsa
g)   Transformator tiga fasa
Berdasarkan perbandingan antara jumlah lilitan primer dan jumlah lilitan skunder transformator ada dua jenis yaitu:
1)        Transformator step up yaitu transformator yang mengubah tegangan bolak-balik rendah menjadi tinggi, transformator ini mempunyai jumlah lilitan kumparan sekunder lebih banyak daripada jumlah lilitan primer (Ns > Np).
2)        Transformator step down yaitu transformator yang mengubah tegangan bolak-balik tinggi menjadi rendah, transformator ini mempunyai jumlah lilitan kumparan primer lebih banyak daripada jumlah lilitan sekunder (Np > Ns).


2.2.2        Dioda
Dioda atau diode adalah sambungan bahan p-n yang berfungsi terutama sebagai penyearah. Bahan tipe-p akan menjadi sisi anode, sedangkan tipe-n akan menjadi sisi katode. Bergantung pada polaritas tegangan yang diberikan kepadanya, dioda bisa berlaku sebagai sebuah saklar tertutup (apabila bagian anode mendapatkan tegangan positif, sedangkan katodenya mendapat tegangan negatif). Selain itu, dioda juga berlaku sebagai saklar terbuka (apabila bagian anode mendapatkan tegangan negatif, sedangkan katodenya mendapat tegangan positif).
Kondisi tersebut terjadi hanya pada dioda ideal, perlu tegangan lebih besar dari 0,7 V (untuk dioda yang terbuat dari silicon) pada anoda terhadap katoda agar dioda dapat mengalirkan arus listrik. Tegangan 0,7 V ini disebut juga tegangan halang (barrier voltage). Dioda yang terbuat dari bahan germanium memiliki tegangan halang kira-kira 0,3 V.
Gambar 2.2. Simbol dan Bentuk Fisik Dioda[4]
          Gambar 2.3. Forward Bias[4]        Gambar 2.4. Reverse Bias[4]
Karakteristik dioda adalah sebagai berikut :
1.    Bila dioda diberi tegangan maju (Forward Bias), maka dengan tegangan kecil saja (umumnya kira-kira 0,7 volt untuk Silicon dan 0,3 untuk Germanium) arus akan mengalir dari anoda ke katoda.
2.    Bila dioda diberi tegangan balik (Reverse Bias) maka untuk tegangan yang masih dibawah tegangan break down, arus tidak akan mengalir dari anoda ke katoda sampai tegangan yang diberikan mencapai tegangan break down.
2.2.3        Dioda zener
Sebuah dioda biasanya dianggap sebagai alat yang menyaluran listrik ke satu arah, namun dioda zener di buat sedemikian rupa sehingga arus dapat mengalir ke arah yang berlawanan jika tegangan yang diberikan melampaui batas “tegangan rusak” (breakdown voltage) atau “tegangan Zener”.
Dioda yang biasa tidak akan mengijinkan arus listrik untuk mengalir secara berlawanan jika dicatu-balik (reverse biased) di bawah tegangan rusaknya.
Jika melampaui batas tegangan rusaknya, dioda biasa akan menjadi rusak karena kelebihan arus listrik yang menyebabkan panas. Namun proses ini adalah reversible jika dilakukan dalam batas kemampuan. Dalam kasus pencatuan-maju (sesuai dengan arah gambar panah), dioda ini akan memberikan tegangan jatuh (dropvoltage) sekitar 0,6 volt yang biasa untuk dioda silicon. Tegangan jatuh ini tergantung jenis dioda yang dipakai.
Sebuah dioda zener memiliki sifat yang hampir sama dengan dioda biasa, kecuali jika alat ini dibuat dengan tegangan rusak yang jauh dikurangi, disebut tegangan zener. Sebuah dioda zener memiliki p-n  junction yang memiliki doping berat, yang memungkinkan electron untuk tembus (tunnel) dari pita valensi material tipe-p kedalam pita konduksi material tipe-n. sebuah dioda zener yang dicatu balik akan menunjukkan prilaku rusak yang terkontrol akan melewatkan arus listrik untuk menjaga tegangan jatuh supaya tetap pada tegangan zener.

Gambar 2.5. karakteristik dioda dan lambang dioda zener[4]
Break down mundur merupakan efek yang sangat tidak diinginkan pada rangkaian yang menggunakan dioda konvensional, breakdown mundur sangat berguna dalam kasus dioda zener di mana tegangan breakdownnya diketahui secara persis. Ketika dioda mengalami breakdown mundur dan asalkan rating maksimumnya tidak dilampaui tegangan yang timbul pada dioda tersebut akan tetap konstan (sama dengan tegangan zener nominal) tanpa terpengaruh oleh aliran anus. Sifat semacam ini menjadikan dioda zener ideal untuk digunakan sebagai pengatur tegangan (voltage regulator).

2.2.4        Thyristor
Thyristor termasuk jenis semikonduktor. Kata Thyristor diambil dari bahasa yunani yang berarti pintu. Fungsi utama Thyristor adalah sebagai saklar. Thyristor yang sering dipakai ada tiga, yaitu SCR, DIAC, dan TRIAC

Gambar 2.6. Simbol Thyristor
SCR kepanjangan dari Silicon Controlled Rectifier. SCR berfungsi sebagai saklar arus searah. Struktur SCR terbentuk dari dua buah junction PNP dan NPN. Untuk memudahkan analisa,  SCR dapat digambarkan sebagai dua transistor yang NPN dan PNP.
SCR mempunyai 3 kaki yaitu Anoda (A), Katoda(K) dan Gate (G). Dalam kondisi normal Antara Anoda dan Katoda tidak menghantar seperti dioda biasa. Anoda dan Katoda akan terhubung setelah pada Gate diberi trigger minimal sebesar 0.6Volt lebih positif dari Katoda. SCR akan tetap menghantar walaupun trigger pada Gate telah dilepas. SCR akan kembali ke kondisi tidak menghantar setelah Masukan tegangan pada Anoda dilepas.
Diac adalah suatu thyristor yang hanya saja memiliki dua pin atau kaki. DIAC kepanjangan dari Diode Alternating Current, Prinsip kerja dari Diac dibuat dengan struktur seperti transistor yaitu PNP, Lapisan N pada transistor dibuat sangat tipis sehingga electron dengan mudah dapat menyebang dan menembus lapisan ini, tetapi pada DIAC lapisan N dibuat cukup tebal, sehingga elektron sulit untuk menembusnya. Struktur DIAC juga dipandang sebagai dua buah dioda PN dan NP yang di gabung menjadi satu.
Gambar 2.7. Simbol Diac[13]
Pada diagram menunjukkan ada lima lapisan dalam DIAC, memiliki dua terminal yaitu terminal 1 (T1) and terminal 2 (T2).
. DIAC tersusun dari dua buah dioda PN dan NP yang disusun berlawanan arah. DIAC memerlukan tegangan breakdown yang relatif tinggi untuk dapat menembusnya. Karena karakteristik inilah DIAC umumnya dipakai untuk memberi trigger pada TRIAC
Triac kepanjangan dari Triode Alternating Current. triac dapat digambarkan seperti SCR yang disusun bolak-balik. TRIAC dapat melewatkan arus bolak-balik. Dalam pemakaiannya triac digunakan sebagai saklar AC tegangan tinggi (diatas 100Volt). Triac bisa juga disebut SCR bi-directional. Untuk memberi trigger pada triac dibutuhkan diac sebagai pengatur level tegangan yang masuk.
Gambar 2.8. Karakteristik kurva I-V TRIAC
Pada datasheet akan lebih detail diberikan besar parameter-parameter seperti  Vbo dan -Vbo, lalu IGT dan -IGT, Ih serta -Ih dan sebagainya. Umumnya besar parameter ini simetris antara yang plus dan yang minus. Dalam perhitungan desain, bisa dianggap parameter ini simetris sehingga lebih mudah di hitung.
Gambar 2.9. Sinyal keluaran TRIAC
Pada rangkaian dimmer, resistor R biasanya diganti dengan rangkaian seri resistor dan potensiometer. Di sini kapasitor C bersama rangkaian R digunakan untuk menggeser phasa tegangan VAC. Lampu dapat diatur menyala redup dan terang, tergantung pada saat kapan TRIAC di picu.
2.2.5        Resistor
Pada dasarnya semua bahan memiliki sifat resistif namun beberapa bahan seperti tembaga, perak, emas dan bahan metal umumnya memiliki resistansi yang sangat kecil. Bahan – bahan tersebut menghantar arus listrik dengan baik, sehingga dinamakan konduktor. Kebalikan dari bahan yang konduktif, bahan material seperti karet, gelas, karbon memiliki resistansi yang lebih besar menahan aliran electron dan disebut sebagai insulator. Bagaimana prinsip kerja kondiksi, dijelaskan pada artikel tentang semi konduktor.
Resistor adalah komponen dasar elektronika yang digunakan untuk membatasi jumlah arus yang mengalir dalam suatu rangkaian. Sesuai dangan namanya resistor bersifat resistif dan umumnya terbuat dari bahan karbon. Dari hukum Ohm diketahui, resistansi berbanding terbalik dengan jumlah arus yang mengalir melaluinya. Satuan resistansi dari suatu resistor disebut Ohm atau dilambangkan dengan simbol (Omega).
Tipe resistor yang umumnya adalah dengan dua kaki tembaga di kiri dan kanan. Pada badannya terdapat lingkaran membentuk gelang kode warna untuk memudahkan pemakai mengaliri besar resistansi tanpa mengukur besarnya dengan Ohmmeter. Kode warna tersebut adalah standar manufaktur yang dikeluarkan oleh EIA (Electronic Industries Association) seperti yang ditunjukkan pada gambar berikut.



Gambar 2.10. Resistor[4]
Berdasarkan penggunaanya, resistor dapat dibagi:
a)    Resistor biasa (tetap nilainya), ialah sebuah resistor penghambat gerak arus yang nilainya tidak dapat berubah, jadi selalu tetap (konstan). Resistor ini biasanya dibuat dari Nikelin atau Karbon 

Gambar 2.11. Resistor tetap[4]
b)   Resistor berubah (variabel), ialah sebuah resistor yang nilainya dapat berubah-ubah dengan jalan menggeser atau memutar toggle pada alat tersebut. Sehingga nilai resistor dapat kita tetapkan sesuai dengan kebutuhan. potensiometer sebagai resistor variabel atau Rheostat, Potensiometer biasanya digunakan untuk mengendalikan peranti elektronik seperti pengendali suara pada penguat.

Gambar 2.12. Bentuk dan symbol resistor variable[15]

c)    Resistor NTC dan PTC, NTC (Negative Temperature Coefficient) yaitu Resistor yang nilainya akan semakin kecil bila terkena suhu panas. PTC (Positife Temperature Coefficient) yaitu Resistor yang nilainya akan betambah besar bila temperaturnya menjadi dingin.          
                                                                                                         
Gambar 2.13.  simbol termistor[4]
d)   Rangkaian seri
Terdiri dari dua atau lebih hambatan yang disusun secara berurutan, hambatan yang disusun seri tersebut biasanya disebut dengan hambatan pengganti
Gambar 2.14. Resistor Seri[14]

Rumus R seri
Rp = R1 + R2 + R3
Atau
Rp = R1 + R2 + R3 +…..+ Rn
Keterangan
Rp = Hambatan pengganti (ohm)
R1 = Hambatan ke-1
R2 = Hambatan ke-2
R3 = Hambatan ke-3
Rn = Hambatan ke-n

e)    Rangkaian pararel
Seperti rangkaian seri yang dapat menjadi satu menjadi hambatan pengganti namun disusun secara pararel.
Gambar 2.15. Resitor Pararel[14]
 Rumus R seri

Keterangan
Rp = Hambatan engganti (ohm)
R1 = Hambatan ke-1
R2 = Hambatan ke-2
R3 = Hambatan ke-3
Rn = Hambatan ke-n

f)    Rangkaian pembagi tegangan
Pada Rangkaian pembagi tegangan (voltage divider) disebut juga sebagai rangkaian pembagi potensial (potential divider). Pada Input ke sebuah rangkaian pembagi tegangan adalah tegangan Vin, dari tegangan Vin tersebut akan menggerakkan arus I untuk mengalir melewati kedua resistor. Karena kedua resistor terhubung secara seri, maka arus yang sama mengalir melewati tiap-tiap resistor.

Gambar 2.16. Rangkain Pembagi Tegangan[9]
Tahanan efektif dari kedua resistor seri ini adalah R1 + R2. Jatuh tegangan pada gabungan kedua resistor ini adalah Vin,
Rumus Pembagi Tegangan

Persamaan ini adalah persamaan untuk menghitung tegangan output yang dihasilkan oleh sebuah rangkaian pembagi tegangan. Dengan memilih dua buah resistor dengan nilai tahanan yang sesuai, kita dapat memperoleh nilai tegangan output manapun didalam kisaran 0 V hingga Vin.

2.2.6        Kapasitor
Kapasitor adalah komponen elektronika yang dapat menyimpan muatan listrik, Pada prinsipnya kapasitor berfungsi untuk menyimpan arus searah (DC). Kapasir ini memiliki satuan yang disebut farad, mempunyai dua kaki atau dua kutub yaitu positif dan negatif serta memiliki cairan elektrolit dan biasanya berbentuk tabung.
Kapasitor electrolit yang mempunyai polaritas pada kaki atau kutub kapasitor ada yang tidak mempunyai kutub, kebanyakan kapasitor yang nilai kapasitansinya rendah bebrbentuk pipih berwarna coklat. 

Gambar 2.19. Susunan Kapasitor[4]
Gambar 2.20. Macam kapasitor[4]
1.    Kapasitor Electrostatic
Kapasitor electrostatic adalah kelompok kapasitor yang dibuat dengan  bahan dielektrik dari keramik, film dan mika. Keramik dan mika adalah bahan yang popular serta murah untuk membuat kapasitor yang kapasitansinya kecil. Tersedia  dari besaran  sampai beberapa , yang biasanya untuk aplikasi rangkaian yang berkenaan dengan frekuensi tinggi. Temasuk kelompok bahan dielektrik film adalah bahan-bahan material seperti (polyethylene terephthalate atau dikenal dengan sebutan mylar).
Mylar, MKM, MKT adalah beberapa contoh sebutan merek dagang untuk kapasitor dengan bahan-bahan dielektrik film. Umumnya kapasitor kelompok ini adalah non-polar.
2.    Kapasitor Electrolytic
Kelompok kapasitor electrolytic terdiri dari kapasitor-kapasitor yang bahan dielektriknya adalah lapisan metal-oksida. Umumnya kapasitor yang termasuk kelompok ini adalah kapasitor polar dengan tanda (+) dan (-) di badannya. Mengapa kapasitor ini dapat memiliki polaritas, adalah karena proses pembuatannya menggunakan elektrolisa sehingga terbentuk kutup positif anoda dan kutup negatif katoda.
3.    Kapasitor Electrochemical
Satu jenis kapasitor lain adalah kapasitor electrochemical. Termasuk kapasitor jenis ini adalah batere dan accu. Pada kenyataanya batere dan accu adalah kapasitor yang sangat baik, karena memiliki kapasitansi yang besar dan arus bocor (leakage current) yang sangat kecil. Tipe kapasitor jenis ini juga masih dalam pengembangan untuk mendapatkan kapasitansi yang besar namun kecil dan ringan, misalnya untuk aplikasi mobil elektrik dan telepon selular.  
Pada kondenator elektrolit kerusakan umum pada kondensator elektrolit yaitu:
a)    Kering (Kapasitasnya berubah)
b)   Korsleting
c)    Meledak, yang disebabkan salah dalam pemberian tegangan pada polaritasnya, bisa juga karena malampaui batas teganganyang di ijinkan.


2.2.7        Relay
Relay adalah suatu saklar elektronik yang dapat digerakan dari rangkaian elektronik lainya. Biasanya tebuat dari bahan platina yang tahan terhadap korosi, dari lempengan platina tersebut, digerakan oleh magnet yang berasal dari lilitan kawat email jika dialiri arus listrik, platina tersebut akan tertarik dan terhubung, relay aatau saklar akan posisi ON yang dapat mengalirkan arus listrik. Relay ini biasa disebut dengan kontaktor.
  



Gambar 2.21. Simbol Relay[12]
Gambar 2.22. Bentuk Relay[12]

Ada dua bagian titik kontak relay yaitu :
a)   Normal Open (NO)
Dimana kontak ini akan berada pada posisi terbuka saat relay ini tidak bekerja dan akan terhubung saat relay ini bekerja.
b)   Normal Close (NC)
Kontak ini akan berada pada posisi terhubung saat relay ini tidak bekerja dan akan terlepas saat relay ini bekerja.
Keunggulan relay dibanding saklar mekanik biasa
a)         Relay dapat dipakai dengan aman untuk mengemudikan peralatan dan mesin dari jauh.
b)         Relay yang bekerja dengan arus dan tegangan kecil dapat digunakan untuk menghidupkan mesin yang memerlukan arus besar.
c)         Relay dapat juga digunakan menggerakkan peralatan yang berbahaya dari kejauhan.

2.2.8        Transistor
Transistor adalah komponen aktif yang sangat sering digunakan dalam rangkaian-rangkaian elektronika, antara lain sebagai penguat (misalnya : penguat audio), sebagai saklar, dan lain-lain. Sebuah transistor tersusun dari tiga buah bahan semikonduktor yang bersusun berselang-selang. Jika yang ditengah bahan jenis P, maka yang mengapit adalah bahan jenis N, dan dinamakan transistor NPN. Sebaliknya yang ditengah jenis N, maka yang mengampit berjenis P, dan dinamakan transistor PNP. Ketiga bahan semikonduktor tersebut dinamai kolektor (pengumpul), basis (landasan), dan emitor (penyebar). Arus listrik dalam transistor terutama disebabkan oleh aliran elektron-elektron bebas dari emitor ke kolektor.

Gambar 2.23. Susunan Bahan Pembentuk Transistor[11]
Gambar 2.24. Simbol Transistor[11]
Untuk mengoperasi transistor harus diketahui dulu daerah kerjanya. Ada tiga daerah kerja transistor yaitu :
a)   Daerah sumbat (cut off)
Daerah sumbat merupakan daerah kerja transistor saat mendapat bias arus basis (Ib) ≤ 0. Pada saat daerah ini terjadi bocor dari basis ke emitor (IBEO). Hal yang sama dapat terjadi pada hubungan kolektor-basis. Jika arus emitor sangat kecil (Ie = 0), emitor dalam keadaan terbuka dan arus mengalir dari kolektor ke basis (ICBO).

b)   Daerah aktif
Daerah aktif terletak antara daerah jenuh dan daerah sumbat. Agar transistor bekerja pada daerah aktif maka transistor harus mendapatkan arus basis lebih besar dari 0 (Ib > 0), dalam keadaan ini keluaran arus kolektor akan berubah sesuai dengan pemberian arus basisnya.

c)    Daerah jenuh (saturasi)
Transistor akan bekerja pada daerah jenuh ketika hambatan basis terlalu kecil, maka arus kolektor meningkat sampai nilai maksimum, dan tegangan kolektor-emitor turun mendekati nol.
Gambar 2.25. Kurva Karakteristik Transistor[11]
Salah satu aplikasi transistor yaitu difungsikan sebagai saklar, yang berguna dalam rangkaian-rangkaian digital. Agar berfungsi sebagai saklar, transistor dirancang untuk beroperasi di daerah jenuh dan cut off. Pada saat saturasi (jenuh) maka transistor (kolektor-emitor) seperti saklar tertutup, dan pada saat cut off  transistor seperti saklar terbuka.

2.2.9        Heater
Heater adalah alat elektronik yang digunakan sebagai pengubah energy listrik menjadi panas atau kalor, Heater dapat dibuat dengan melilitkan nikelin ke suatu benda isolator, kemudian di hubungkan ke arus listrik
Perhitungan daya yang dihubungkan oleh heater adalah :
Keterangan untuk persamaaan untuk diatas adalah :
W = Daya dengan satuan watt
I   = Arus dalam satuan ampere
R  = Tahanan dalam heater dalam ohm
V = Tegangan yang terdapat pada kawat dalam Volt
P = Tahanan jenis kawat dalam satuan 
L  =  Panjang kawat dalam meter
A =  Luas penampang kawat dalam mm2
Elemen basah yaitu heater yang digunakan pada pemanasan cair, sedangkan elemen kering yaitu heater yang digunakan dalam penanasan kering. Dapat disesuaikan dengan panas yang akan dibutuhkan di dalam rangkaian.
Daya listrik (P0) dengan satuan Watt. Daya listrik yang dihasilkan sumber energi dalam membawa muatan q (dalam satuan coulomb) melintasi potensial yang naik V (dalam satuan Volt) dalam waktu t (dalam satuan detik) adalah :
dimana :
P = Daya (Watt)
V       = Tegangan (Volt)
I = Arus ( Ampere)

2.2.10    Penguat operasional (Op-Amp)
Penguat Operasional atau sering disebut operational amplifier (Op-Amp) adalah suatu jenis penguatan elektronika yang memiliki keuntungan sangat besar dengan dua masukan dan satu keluaran. Op-amp umumnya berbentuk sirkuit  IC sehingga sangat efisien, yang memiliki karakteristik anata lain:
1.    Bati tegangan tidak terbatas.
2.    Impedansi masukan tidak terbatas.
3.    Impedansi keluaran nol.
4.    Lebar pita tidak terbatas.
5.    Tegangan ofset nol (keluaran akan nol jika masukan nol).

2.2.11    Pembanding (Komparator)
Komparator tegangan adalah sebuat rangkaian yang dapat membandingkan besar tegangan masukan. dan mengubah keluarannya untuk menunjukkan tegangan mana yang lebih tinggi, Komparator tegangan biasanya menggunakan Op-Amp sebagai piranti utama dalam rangkaian.

Gambar 2.26. Rangkaian Komparator[8]
Vref di hubungkan ke +V supply, kemudian R1 dan R2 digunakan sebagai pembagi tegangan, sehingg nilai tegangan yang di referensikan pada masukan + op-amp adalah sebesar :


Komparator membandingkan dua tegangan listrik dan mengubah keluarannya untuk menunjukkan tegangan mana yang lebih tinggi.
di mana  adalah tegangan catu daya dan penguat operasional beroperasi di antara dan .)
Komparator tersebut akan membandingkan nilai tegangan pada kedua masukannya, apabila masukan (-) lebih besar dari masukan (+) maka, keluaran op-amp akan menjadi sama dengan – Vsupply, apabila tegangan masukan (-) lebih kecil dari masukan (+) maka keluaran op-amp akan menjadi sama dengan + Vsupply.
Komparator sering digunakan sebagai rangkaian sensor suhu, komparator akan membandingkan antara tegangan dari sensor dan dari tegangan referensi, karena besar dari tegangan referensi mempengaruhi suhu yang dideteksinya.

Gambar 2.27. Grafik Pembanding[8]
Gambar Bentuk Gelombang Masukan di Comparator (a) dan bentuk keluarannya :
(b) dengan Vref  positif
(c) dengan  Vref  negatif                

2.2.12    Penguatan Pembalik (Inverting)
Penguatan pembalik atau yang sering disebut penguatan inverting adalah sebuah penguatan yang menggunakan umpan balik negative untuk membalik dan menguatkan tegangan. Dalam penguatan inverting salah satu fungsi pemasangan resistor umpan balik (feedback) dan resistor input yaitu sebagai pengatur faktor penguatan inverting amplifier tersebut. 

Gambar 2.28. inverting Amplifier[8]
Rumus penguatan penguat pembalik adalah sebagai berikut:

2.2.13    Penguatan non-pembalik (non-Inverting)
Penguatan non pembalik atau non-inverting amplifier hampir sama dengan rangkaian inverting, yang membedakan adalah pada tegangan inputnya dari masukan pada non-Inverting. Output pada rangkaian ini selalu lebih dari satu dan selalu positif, jenis rangkaian ini sering digunakan pada rangkaian sensor

Gambar 29. Non-Inverting Amplifier[8]
Rumus penguatan penguat non-pembalik adalah sebagai berikut
Dengan demikian, penguat non-pembalik memiliki bati minimum bernilai 1 (satu). Karena tegangan sinyal masukan terhubung langsung dengan masukan pada penguat operasional maka impedansi masukan bernilai .

2.2.14    Ic regulator
Sirkuit terpadu seri 78xx (kadang-kadang dikenal sebagai LM78xx) adalah Rangkaian penyearah sudah cukup bagus jika tegangan ripple-nya kecil, namun ada masalah stabilitas. Jika tegangan PLN naik/turun, maka tegangan outputnya juga akan naik/turun. xx digantikan dengan angka dua digit yang mengindikasikan tegangan keluaran yang didesain. jika arus semakin besar ternyata tegangan dc keluarnya juga ikut turun. Untuk beberapa aplikasi perubahan tegangan ini cukup mengganggu, sehingga diperlukan komponen aktif yang dapat meregulasi tegangan keluaran ini menjadi stabil. Regulator Voltage berfungsi sebagai filter tegangan agar sesuai dengan keinginan. Oleh karena itu biasanya dalam rangkaian power supply maka IC Regulator tegangan ini selalu dipakai untuk stabilnya outputan tegangan. 

Gambar 2.30. IC Regulator[4]
Selain dari regulator tegangan tetap ada juga IC regulator yang tegangannya dapat diatur. Prinsipnya sama dengan regulator OP-amp yang dikemas dalam satu IC misalnya LM317 untuk regulator variable positif dan LM337 untuk regulator variable negatif. Bedanya resistor R1 dan R2 ada di luar IC, sehingga tegangan keluaran dapat diatur melalui resistor eksternal tersebut.







BAB III
PEMBAHASAN ALAT

3.1    Data Teknis
3.1.1        Spesifikasi alat
Ø Merk                                                   : Infant Care Center
Ø Tipe                                                     : NIW-3500
Ø Tegangan                                             : 220 – 240 Volt AC / 50 Hz
Ø Buatan                                                 : Japan
Ø Skin Temperature Presetting Range       : 35,0 – 37,9°C
Ø Skin Temperature Indication Range       : 32,0 – 42,0°C
Ø Heater                                                  : 700 watt
Ø Lamp Fluorecscent                                : 20 watt


Gambar 3.1. Pesawat Infant Care Center NIW-3500[3]
3.1.2        Pengertian dan Fungsi alat
Infant care center adalah suatu alat kesehatan yang digunakan untuk suatu tindakan pada bayi yang  beresiko tinggi selama perawatan intensif, operasi bedah, post operasi. Suhu yang digunakan yaitu antara 36,5 – 370 c (Operational Instruction Manual).
Sinar ultraviolet pada infant care center digunakan sebagai fototerapi yang akan mengubah bentuk menjadi bilirubin yang larut dalam air untuk dieksresikan melalui empedu atau urin, ketika bilirubin mengabsorbsi cahaya maka akan terjadi fotokimia yaitu isomerisasi, terdapat konversi ireversibel menjadi isomer kimia lainnya bernama lumirubin yang dengan cepat dibersihkan dari plasma melalui empedu, kemudian diekskresi ke dalam Deodenum untuk dibuang bersama feses dan urin. (Subekti, 2008; h.106).

3.1.3        Panel pada Pesawat Infant Cere Center  NIW-3500
Gambar 3.2 box panel infant care center  NIW-3500[3]

Keterangan :
1.    Indikator Skin Temperatur
2.    Skin Temperatur Setting
3.    Indikator Alarm lampu
4.    ON/OFF Alarm buzzer
5.    Selektor Manual Heater
6.    Lampu UV
7.    ON/OFF  Lampu UV
8.    Mode (servo automatis dan manual)
9.    Heater output

3.1.4        Blok Diagram Pesawat Infant Care Center NIW – 3500

Gambar 3.3. Blok Diagram Pesawat Infant Care Center NIW – 3500[3]
Keterangan Gambar:
1.        AC to DC
Tegangan 220 VAC akan diturunkan oleh Trafo,  Output Trafo akan disearahkan dioda sehingga menjadi arus DC yaitu 8V dan 6V yang digunakan mensupply rangkaian pada pesawat
2.        Voltage stabilizing :
Tegangan DC yang masuk ke IC Regulator sehingga Tegangan akan stabil sesuai dengan yang diharapkan.
3.        Sensor Termistor :
Berfungsi untuk mendeteksi suhu yang diterima oleh bayi sehingga panas yang diterima sesuai dengan setingan.
4.        Bridge amplificasion Circuit :
Berfungsi sebagai penguatan dari output sensor yang duhu yang dideteksi. Yang akan masuk ke rangkaian berikutnya.
5.        Temperature setting Switch :
Berfungsi sebagai pengaturan suhu yang diberikan pada bayi oleh user, antara 36,5-370C.
6.        Temperature control Circuit :
Berfungsi sebagai pengontrol dari settingan suhu yang telah diseting oleh user.
7.        Temperature display :
Berfungsi sebagai tampilan suhu yang telah dideteksi oleh sensor suhu.
8.        Heater control Circuit :
Berfungsi sebagai pengontrol heater pada driver heater sebagai penggerak heater
9.        Heater driver circuit :
Berfungsi sebagai pengerak heater dari rangkain control pesawat
10.    Manual heater output Control           :
Berfungsi sebagai penggerak heater secara manual dalam menggunakan tombol ON/OFF
11.    Heater :
Berfungsi sebagai pemanas utama yang digunakan untuk menjaga suhu bayi agar tetap stabil.

Cara Kerja Blok Diagram
 Jala-jala PLN dengan tegangan sebesar 220VAC akan masuk ke rangkaian AC to DC sehingga tegangan diturunkan menjadi menjadi DC 8v dan 6v yang digunakan untuk mensupplay ke semua rangkaian pada pesawat infant care center. Pada Temp Setting Switch, user menseting temperatur sesuai yang dibutuhkan pada bayi tersebut dan dari suhu yang di seting akan ditampilkan melalui display. Pada saat heater mulai bekerja, maka sensor akan mendeteksi suhu yang diterima bayi oleh heater tersebut, tegangan out put pada sensor akan dikuatkan oleh Bridge amplification circuit yang akan masuk ke komparator.
Komparator akan membandingkan tegangan dari sensor dan setingan awal sebagai tegangan referensi, dari kedua tegangan tersebut yang masuk komparator akan dibandingkan dimana apabila suhu berada dibawah seting maka komparator akan menggerakkan rangkaian control heater yang masuk ke rangkaian driver heater yang mengatur kerja dari heater tersebut. Apabila suhu over atau terjadi trouble maka buzzer akan bunyi.

3.1.5        Pengoprasian Pesawat Infant Care Center NIW – 3500
Pengoperasian dan Pesawat Infant Care Center NIW-3500 ada beberapa pedoman yang harus dilaksanakan sehingga untuk menjamin kelayakan dan keakuratan alat tersebut digunakan yaitu antara lain:
a.     Persiapan Pesawat sebelum digunakan
Ø Pastikan alat dalam keadaan bersih
Ø Pastikan Kabel power tehubung dengan benar
Ø Periksa kabel ground tambahan
Ø Periksa lampu UV dengan menekan saklar ke posisi ON
Ø Catat lama nyala lampu UV pada saat fototerapi dilakukan
Ø Pasang probe sensor untuk mendeteksi suhu kulit bayi
b.    Pengoprasian pesawat secata otamatis
Ø Hubungkan kabel P\power pesawat ke stop kontak PLN
Ø Hidupkan pesawat dengan menekan tombol ON/OFF pada posisi ON pada pesawat
Ø Pilih tombol Mode pada posisi automatic
Ø Atur suhu pada skin temperatur setting sesuai yang dihendaki,  kemudian heater akan bekerja dan ditampilkan pada indicator
Ø Menekan tombol ON/OFF pada lampu UV pada saat akan dilakukan foto terapi.
Ø Setelah alat selesai digunakan bersihakan dan rapikan alat seperti semula.
c.     Pengoprasian pesawat secata manual
Ø Hubungkan kabel power pesawat ke stop kontak PLN
Ø Hidupkan pesawat dengan menekan tombol ON/OFF pada posisi ON
Ø Pilih Tombol Mode pada posisi  Manual
Ø Menekan tombol ON/OFF pada lampu UV pada saat akan dilakukan foto terapi.
Ø Setelah alat selesai digunakan bersihakan dan rapikan alat seperti semula.

3.2    Wiring Diagram
3.2.1        Rangkaian Power Suplay dan Heater Output Indikator
Gambar 3.4. Rangkaian Power Suplay dan Heater Output Indikator[3]
ketika main switch ON/OFF ditekan pada posisi ON  (Sw1) maka tegangan dari jala-jala  PLN akan masuk pada transformator (T1) sehingga tegangan 220VAC akan diturunkan menjadi 16VAC, kemudian dari tegangan 16VAC akan disearahkan oleh dioda bridge (D8) sehingga tegangan menjadi 16VDC, Kapasitor (C6) untuk meratakan tegangan atau mengurangi ripple tegangan dari penyearah dioda bridge, pada IC regulator (IC7)  menggunakan IC 7808  merupakan  IC Regulator  +8 Volt. dari out put IC Regulator Tegangan +8 Volt digunakan sebagai supply positif pada Op-Amp, dan rangkaian lainya yang menggunakan supply 8volt tersebut seperti pada resistor pembagi tegangan pada seting suhu. Sebagai tegangan    -8 Volt digunakan IC Regulator (IC 8) tipe 7908 yang out put dari IC tersebut adalah -8Volt dugunakan untuk mensuplay tegangan negative pada Op-amp.

Gambar 3.5. Pulsa Output Power suplay

Heater sebagai pemanas akan bekerja jika pada Triac mendapat picu dari diac sehingga heater akan bekerja, begitu juga pada transformator step down (T2) akan mendapat tegangan sebesar 220V tegangan tersebut menjadi 6VAC kemudian disearahkan oleh  dioda bridge (D9) sehingga menjadi 6VDC, pada kapasitor (C9) tegangan akan diratakan sehingga ripple tegangan akan berkurang yang akan digunakan untuk mensupply pada rangakaian heater output indicator.
Ketika main switch ON/OFF ditekan pada posisi ON (Sw4) maka tegangan dari jala-jala  PLN sebesar 220VAC akan masuk yang akan mensuplay pada lampu fluorescent  yang digunakan sebagai fototerapi pada penderita hiperbilirubin. Setelah fototerapi selesai maka switch ON/OFF harus posisi OFF sehingga lampu akan mati.

3.2.2        Rangkaian Resistor Pembagi tegangan pada Setting Suhu
Gambar 3.6. Rangkain Pembagi tegangan[3]
Pada rangkaian seting suhu resistor pembagi tegangan yang akan mengatur tegangan referensi sebagai suhu yang akan diberikan pada bayi tersebut. Pada setiap titik yang kita pilih akan menimbulkan drop tegangan yang nilainya berbeda-beda pada setiap titiknya, dari kedua tegangan tersebut yang akan masuk pada penguatan deferensial (IC3) kemudian pada output akan dijadikan tegangan referensi pada komparator driver heater, kemuadian komparator  akan membandingkan dengan tegangan dari sensor suhu yang mendeteksi panas pada heater tersebut sehingga suhu akan sesuai dengan seting awal.
Contoh mencari tegangan pada R36  

Contoh mencari tegangan pada R37  
olt
Contoh mencari tegangan pada R41
 Volt

Contoh perhitungan mencari tegangan pada R43

Contoh perhitungan mencari tegangan pada R18

Rumus mencari Vout pada rangkaian setting suhu :  
 
Vout  pada seting suhu  adalah sebesar  =  3,36 Volt

3.2.3        Rangkaian sensor suhu
Gambar 3.7. Rangkaian Sensor Suhu[3]

Pada rangkaian temperature sensor yang menggunakan sensor NTC akan mendeteksi suhu yang diterima pada kulit bayi, sehingga akan terkontrol suhunya sesuai dengan suhu yang di seting untuk kebutuhan bayi, sehingga pada sensor suhu ini panas yang dideteksi akan diubah dalam bentuk tegangan, dari perubahan tegangan tersebut akan dikuatkan oleh penguatan deferensial  (IC1) kemudian output dari penguatan tersebut akan masuk pada jarum meter dalam celcius sebagai indicator suhu yang di deteksinya.pada output penguatan deferensial yang digunakan sebagai input dari komparator driver heater yang akan dibandingkan dengan tegangan referensi.
Mencari tegangan pada R2

Tegangan pada VR1

Tegangan pada R3

Rumus mencari Vout pada rangkaian sensor suhu :  
 
Vout  pada sensor suhu  adalah sebesar  =  3,17 Volt

3.2.4        Rangkaian Komparator safety
Gambar 3.8. Rangkaian komparator safety[3]
Pada rangkaian komparator safety akan membandingkan dari dua tegangan yaitu dari resistor pembagi tegangan sebagai tegangan referensi dan tegangan dari sensor suhu sebagai tegangan yang dideteksinya. Tegangan keluaran dari komparator akan menjadi masukan inverting dan non inverting sebagai pendeteksi batas atas dan batas bawah.
Pada saat tegangan referensi lebih besar, maka out put pada pembanding adalah –Vsat dan apabila tegangan sensor lebih besar maka  output pada pembanding +Vsat. Dari kedua kondisi akan masuk pada amplifier  Sehingga pada transistor (TR3) akan bekerja dan akan menghidupkan relay,  relay akan menjadi normali close yang akan menghidupkan buzzer sebagai alarm.
Rumus mencari Vout pada rangkaian safety :  
 
Vout  pada rangkaian safety adalah sebesar  =  -0,19 Volt
Perhitungan menentukan volt refensi up(Vru) dan menentukan volt refensi low(Vrl)
Rumus:
Mencari  Vru adalah
Jadi  Vrl adalah sebesar = -0,13V
Mencari  Vrl adalah
Jadi  Vrl adalah sebesar =  0,13V
3.2.5        Rangkaian Komparator Driver Heater
Gambar3.9  Rangkaian Driver Heater[3]
Pada rangkaian driver heater ini  berfungsi untuk mengatur kerja heater apabila ada input dari sensor suhu dengan input setting  temperatur. Selama tegangan referensi lebih besar dari keluaran sensor maka output pada pembanding adalah –Vsat dandan optocopler akan bekerja,  sebaliknya apabila tegangan pada sensor yang dideteksi lebih besar maka output pada pembanding adalah +Vsat sehingga optocopler akan mati. Ketika aptocopler aktif maka dian akan mendapat tegangan breakdown yang akan memicu triac, triac akan menghidupkan heater untuk pemanasan.
Pada mode pengoprasian secara manual maka Vr/potensometer akan memberikan tegangan breakdown pada diac yang akan mengatur arus pada triac tersebut, arus semakin besar pada saat Vr/potensometer keadaan kecil resistansinya sehingga pemicu terhadap triac akan lebih ON dan bila arus semakin kecil, pada saat Vr/potensometer keadaan besar resistansinya sehingga pemicu terhadap triac akan OFF. 
Rumus mencari Vout pada rangkaian komparator driver heater :  
 
Vout  pada rangkaian safety adalah sebesar  =  15,54 Volt
Perhitungan pada analisa heater, diketahui:
W = 700W
V  = 220v
Maka hambatan pada heater  adalah

Arus pada heater
 Ampere
Perhitungan kalor pada heater
Jadi setiap kenaikan kalor  10C  dibutuhkan waktu 4,16 detik
Contoh perhitungan lama pemanasan pada suhu 350C dengan suhu ruangan 280C adalah:
 
Jadi untuk kenaikan suhu 350C membutuhkan waktu 29,12 detik









3.2.6        Rangkaian Pesawat Infant Care Center Model NIW-3500

Gambar 3.4. Rangkaian Infant Care Center NIW-3500[3]
Ketika main switch di tekan posisi ON (SW1) maka tegangan 220VAC akan diturukan menjadi 16VAC. Kemudian akan disearahkan oleh dioda dan masuk ke IC regulator sehingga tegangan menjadi +8VDC dan -8VDC. Pada rangkaian seting suhu yang akan mengatur suhu yang akan diberikan pada bayi tersebut. Maka selector yang kita putar adalah menetukan tegangan referensi yang akan dibandingkan dengan sensor pendeteksi suhu panas dari heater.
Rangkaian sensor suhu yang akan mendeteksi suhu dari panas heater tersebut dan merubah menjadi tegangan. Kedua output dari seting suhu dan output dari sensor suhu yang mendeteksi akan dibandingkan oleh komparator.  Ketika tegangan sensor suhu dibawah setingan atau referensi makan heater akan bekerja, tetapi ketika output dari sensor lebih besar tau sama dengan tegangan referensi maka heater akan mati.
Fototerapi yang akan diberikan pada bayi, maka main switch harus ditekan pada posisi ON (SW4) sehingga tegangan akan mengalir dan mensuplay lampu UV sebagai fototerapi. Ketika fototerapi dihentikan kita harus menekan switch pada posisi OFF.

3.2.7        Preventive maintenance 6 bulan
a.    Cek kondisi body / chasis alat
b.    Cek kabel power, fuse
c.    Cek kondisi dan fungsi tombol, indicator, tampilan
d.   Cek kondisi matras dan dudukanya
e.    Cek kondisi dan fungsi Heater
f.     Cek kondisi dan fungsi kontrol serta sensor yang ada
g.    Cek kondisi dan fungsi lampu UV atau lampu penenrangan
h.    Cek dan bersihkan bagian mekanikal alat, lumasi jika perlu
i.      Cek kondisi dan fungsi battery dan charger (jika ada)
j.      Bersihkan keseluruhan body / chasis alat
k.    Uji kinerja alat (termasuk suhu kerja alat)

3.2.8        Preventive maintenance 1 tahun
a.    Cek kondisi body / chasis alat
b.    Cek kabel power, fuse
c.    Cek kondisi dan fungsi tombol, indicator, tampilan
d.   Cek kondisi matras dan dudukanya
e.    Cek kondisi dan fungsi Heater
f.     Cek kondisi dan fungsi kontrol serta sensor yang ada
g.    Cek kondisi dan fungsi lampu UV atau lampu penenrangan
h.    Cek dan bersihkan bagian mekanikal alat, lumasi jika perlu
i.      Cek kondisi dan fungsi battery dan charger (jika ada)
j.      Bersihkan keseluruhan body / chasis alat
k.    Uji kinerja alat (termasuk suhu kerja alat)
l.      Cek power supply internal alat
m.  Cek serta bersihkan PCB dan koneksi elektrikal alat
n.    Cek system safety alat
o.    Kalibrasi / verifikasi

3.2.9        Pengukuran keselamatan listrik
No.
Parameter
Terukur
Ambang Batas
1
Main voltage

220 ± 10%V
2
Protective earth resistance

≤ 0,2 Ω
3
Insulation resistance

≥ 2 MΩ
4
Earth leakage current normal polarity

≤ 500 µA
5
Earth leakage current reverse polarity

≤ 500 µA
6
Enclosure leakage current normal polarity

≤ 100 µA
7
Enclosure leakage current normal polarity no earth

≤ 500 µA
8
Enclosure leakage current reserve polarity

≤ 100 µA
9
Enclosure leakage current reserve polarity no earth

≤ 500 µA

Catatan :  Prosedur pengukuran keselamatan listrik terhadap alat infant care center, tetapi pada alat yang dibahas  belum pernah dilakukan kalibrasi oleh RSUD Rembang.


3.2.10    Trouble shooting
No
Keluhan
Kemungkinan kerusakan
Analisa Kerusakan
Tindakan
Keterangan
1.













2.










3.









4.









5.







6.
Mesin tidak dapat hidup












Temperature over









Suhu tidak panas








Lampu UV mati








Alarm berbunyi terus menerus




Suhu tidak tercapai




-   Switch ON/OFF rusak

-   Main fuse putus

-   Rangkaian power saplay





-   Kabel sensor


-   Sensor suhu


-   Setting selector pada suhu


-   Heater



-   Triac

-   Optocopler



-   Lampu UV putus


-   SW4

-   Main fuse putus

-   Sensor



-   Rangkaian
pada bazer


-   Selector setting suhu

-   Sensor



-   Heater

-  Periksa switch ON/OFF


-  Periksa main fuse

-  Periksa rangkaian (gulungan travo,
dioda,IC,
kapasitor)

-  Periksa kabel dan konektor

-  Periksa fisik sensor

-  Periksa nilai tahanan selector


-  Periksa teganan pada heater

-  Periksa triack.

-  Periksa teganan pada optocopler,R14.

-  Periksa
tegangan pada lampu UV.

-  Periksa SW4


-  Periksa main fuse

-  Periksa kabel dan konektor pada sensor

-  Periksa perkomponen pada rangkaian

-  Periksa selector pada tahananya

-  Periksa rangkaian sensor suhu

-  Periksa rangkaian sensor suhu

-  Ganti bila rusak



-  Ganti bila rusak 

-  Ganti bila rusak





-    Ganti bila rusak


-    Ganti


-    Ganti bila rusak




-    Perbaikan/ganti



-    Ganti bila rusak

-    Ganti bila rusak



-    Ganti bila rusak



-    Ganti bila rusak

-    Ganti bila rusak



-    Perbaiki/ganti


-    Ganti bila rusak



-    Ganti bila rusak


-    Periksa/ganti



-    Periksa/ganti




















-   Sesuai jenis sensor

-   Sesuai nilai resistansi selector








-   Sesuai
nomer seri IC


-   Sesuai lampu UV
















BAB IV
PENUTUP
4.1.      Kesimpulan
Setelah penulis melakukan pembahasan pesawat  Infant Care Center NIW-3500 maka penulis mengambil beberapa kesimpulan antara lain.
1.      Pesawat Infant Care Center adalah alat fototerapi dikontrol dengan kontrol suhu yang didapatkan dari sensor suhu NTC. Apabila suhu telah tercapai pada suhu yang diseting, maka heater akan mati dan akan hidup lagi, apabila suhu telah turun dari suhu yang diseting.
2.      Pemberian Terapi Sinar harus sesuai prosedur dan pemberian terapi  mengubah posisi bayi setiap 2 jam, letakan bayi sedekat mungkin dengan lampu, mata bayi harus ditutup.
3.      Pengoprasian  Pesawat Infant Care Center Niw-3500 ada 2 mode yaitu mode manual dan mode automatis.
4.      Dalam manual book IC9 pada display tidak dicantumkan , sehingga penulis tidak dapat mengetahui lebih jauh tentang IC tersebut.

4.2.      Saran
1.     
71
Pada saat penyinaran Sinar Ultraviolet terhadap mata bayi harus ditutup karena jika tidak ditutup, akan terjadi kerusakan pada retina sehingga akan terjadi kebutaan.
2.      Karena alat ini belum dilengkapi timer, maka ketika fototerapi dilakukan hendaknya lebih diperhatikan dalam  mencatat waktu lama penyinaran disebabkan karena UV memiliki batas waktu dan ketika UV stop maka tidak bisa untuk fototerapi.
3.      Ketika alat dalam keadaan tidak digunakan pastikan untuk mematikan sumber listrik karena dikhawatirkan bisa merusak rangkaian kalau ada trouble dengan sumber listrik.

















DAFTAR PUSTAKA

[1]Angka Kematian Bayi Indonesia Masih Tinggi di ASEAN. Minggu, 30 Oktober 2011 07:03 WIB (Diakses tanggal 5 Maret 2012) dari: www.metrotvnews.com
[2]Dinas kesehatan provinsi jawa tengah. (2010). Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah 2010; Keluarga Sehat Investasi Bangsa. Semarang : Dinkes Prov. Jateng.
[3]Manual Book INFANT CARE CENTER MODEL NIW-3500 (Operasional Instruction Manual Dan Maintenance Manual)
[4]Bahan Ajar Mata Kuliah Elektronika Dasar. (2009). Prodi D III Teknik Elektromedik 2009; Elektronika Dasar : Stikes Widya Husada Semarang.
[5]Risa. (2006). Hiperbilirubinemia Pada Neonatus. Diakses tanggal 5 Maret 2012 dari: http//www.pediatrik.com.

[6]Hapsari, Rahma Windy. (2009). Makalah Termoregulasi Pada Bayi Baru Lahir (Perlindungan Termal). Diakses tanggal 5 Maret 2012 dari: http://superbidanhapsari.wordpress.com/2009/12/14/makalah-termoregulasi-pada-bayi-baru-lahir-perlindungan-termal/.


[7]Tatalaksana Hiperbilirubin. (2012) Penatalaksanaan Hiperbilirubinemia Dengan Fototerapi. Diakses tanggal 20 April 2012 dari: http://cirebonasli.wordpress.com/2012/01/13/penatalaksanaan-hiperbilirubinemia-dengan-fototerapi/

[8]Dokter Tech. (2011). Konsultasi di Bidang Elektronika dan Sistem Informatika maupun Informasi . Diakses tanggal 11 Mei 2012 dari: http://doktertech.blogspot.com/2010/10/pembanding-op-amp-comparator.html

[9]Elektronika Bersama. (2011). Belajar Elektronika dan Listrik: dasar, teori dan perhitungan. Diakses tanggal 20 Mei 2012 dari: http://www.elektronikabersama.web.id/2011/05/rangkaian-pembagi-tegangan.html

[10]Robert. F. Coughlin. 1985. Penguat operasional Dan Rangkaian Linear. Jakarta : Erlangga

[11] Richard Blocher. 2002. Dasar Elektronika Yogyakarta : Andi Offset

[12] Wikipedia. 2012. Relay. Diakses tanggal 28 Mei 2012 dari: http://id.wikipedia.org/wiki/DIAC

[13] Wikipedia. 2012. Diac. Diakses tanggal 28 Mei 2012 dari: http://id.wikipedia.org/wiki/Relai


[14] Wikipedia. 2012. Rangkaian seri dan pararel. Diakses tanggal 28 Mei 2012 dari: http://id.wikipedia.org/wiki/Rangkaian_seri_dan_paralel

[15] Daryanto. 2011. Keterampilan kejuruan teknik elektronika. Bandung : PT. Sarana tutorial nuarani sejahtera 

[16] Sertifikat kalibrasi. 2011. RS Telogorejo. Semarang: PT. Famed Calibration